Rumi: Kumpulan Ceramah 1

Rumi berkata: Setiap hari dan malam kalian selalu dalam peperangan, sebuah usaha untuk memperbaiki sifat dan prilaku lawan jenis kalian, membersihkan dan mensucikan mereka, dan memperbaiki mereka atas kesalahan-kesalahan yang dilakukannya. Jika kalian membantu mereka untuk mensucikan dirinya, justru bagimu itu merupakan jalan yang lebih baik untuk mensucikan diri kalian sendiri. Perbaikilah diri kalian melalui mereka. Temuilah mereka dan terimalah apapun yang mereka katakan, meskipun dalam pandanganmu apa yang mereka katakan itu adalah sesuatu yang tidak masuk akal.
Sehubungan dengan kebenaran yang saya sampaikan dalam hal ini, Rasulullah Saww pernah bersabda, “Tidak ada kerahiban di dalam Islam.” Jalan yang ditempuh oleh para rahib adalah dengan mencari kesunyian, memisahkan diri mereka dari orang banyak, mereka tinggal di gunung-gunung, dari kalangan mereka laki-laki tidak pernah hidup bersama dengan perempuan, mereka meninggalkan dunia ini. Allah telah menunjukkan kepada Rasulullah Saww jalan yang nyata dan tersembunyi. Jalan apakah itu? Itulah pernikahan, sehingga dengan institusi ini kita dapat menghindarkan diri dari godaan-godaan lawan jenis, mendengarkan keinginan-keinginan mereka, meskipun mungkin mereka memperlakukan kita dengan cara yang kasar, tetapi justru dengan cara inilah kita akan menemukan jalan yang lebih baik untuk memperbaiki sikap dan prilaku kita sendiri.
Dengan bersabar dan pasrah dengan perlakuan yang tidak mengenakkan dari istri atau suami kalian, itu sama dengan membersihkan kekotoran-kekotoran kalian melalui mereka. Akhlak dan prilaku kalian akan menjadi lebih baik melalui anak cucu kalian, sementara akhlak dan prilaku mereka akan semakin buruk karena dominasi dan penguasaannya. Sekali saja kalian memahami dan menyadari hal ini, hal itu akan membersihkan diri kalian. Ketahuilah bahwa mereka adalah ibarat pakaian, dengan mereka kalian dapat melindungi diri dari kekotoran, membersihkan kotoran itu, dan kemudian membersihkan diri kalian sendiri.
Jauhkanlah diri kalian dari kesombongan, iri hati dan kecemburuan sampai kalian merasakan kenikmatan dalam kesabaran dan kepasrahan. Temukanlah kenikmatan spiritual dengan (memenuhi) keinginan-keinginan mereka. Setelah itu, kalian akan lebih kuat dan lebih sabar untuk menghadapai perjuangan yang sama, tak akan pernah kalah oleh dominasi dan tekanan, dan akhirnya kalian akan merasakan keberuntungan yang dibawa oleh mereka.
Telah diriwayatkan bahwa Rasulullah Muhammad Saww bersama sahabatnya suatu malam pulang dari suatu penyerangan. Beliau menyuruh salah seorang menabuh gendang dan setelah itu beliau menyampaikan pesan, “Malam ini kita akan bermalam di pintu gerbang kota, Insya Allah besok kita baru memasuki kota.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa kita tidak langsung ke rumah saja?” Rasulullah menjawab, “kalian mungkin akan melihat istri-istri kalian tidur dengan laki-laki yang lain. Kalian pasti akan sangat kecewa, dan saya khawatir akan terjadi keributan.” Salah seorang sahabat tidak mendengar perintah Rasulullah tersebut, ketika dia pulang ke rumah, dia benar-benar melihat istrinya tidur dengan seorang laki-laki.
Maksud Rasulullah Saww adalah: sangat penting bagi kita untuk bersabar dengan menahan rasa sakit dan kekecewaan untuk membantu kita menghilangkan rasa keakuan, kecemburuan dan kesombongan. Dengan mengalami ketidaktenangan karena keinginan-keinginan seorang istri (atau suami) yang terlalu berlebihan, beban dan ketidakadilan yang terlalu banyak, dan bahkan ratusan ribu penderitaan yang lain, maka jalan spiritual akan semakin terang. Jalan yang ditempuh oleh Yesus adalah kesunyian dan menghindari keinginan biologis. Sedangkan jalan yang ditempuh Muhammad adalah memikul beban penderitaan yang diakibatkan oleh laki-laki dan perempuan satu sama lain. Jika kalian tidak bisa menempuh jalan yang dilalui oleh Muhammad Saww, setidaknya berjalanlah dengan jalan yang telah dilalui oleh Yesus, sehingga kalian tidak pernah benar-benar di luar lintasan di jalan spiritual itu.
Jika kalian mempunyai kekuatan untuk memikul seratus bufet, sambil melihat buah-buahan dan hasil panenan yang ada di dalamnya, atau percaya di dalam hati kecilmu, “meskipun saat ini saya tidak melihat hasil panenan, tapi pada akhirnya saya akan mencapai hasil yang lebih baik,” maka kalian akan mendapatkan harta yang berlimpah itu, bahkan lebih dari apa yang pernah kalian inginkan dan harapkan.
Jika kata-kata yang telah saya sampaikan ini tidak memberikan pengaruh apa-apa kepada kalian saat ini, maka pengaruhnya akan kalian rasakan setelah kalian berpikir lebih dewasa. Inilah perbedaan antara berbicara kepada suami atau istri dengan berbicara kepada teman. Ketika kalian berbicara kepada teman, mereka akan tetap menjaga dan tidak merubah apa yang telah kalian ucapkan. Kata-kata kalian tidak mempengaruhi mereka, bahkan mereka menjadi lebih jelas terhadap apa yang akan mereka lakukan.
Sebagai contoh, ambillah roti lembaran, sembunyikanlah di bawah lenganmu, dan janganlah sampai ada orang yang melihatnya, lalu katakan, “Saya tidak akan memberikan benda yang saya sembunyikan ini kepada orang lain. Untuk apa? Bahkan sayapun tidak akan memperlihatkannya.” Meskipun jika roti itu sudah tidak ada lagi dan bahkan anjingpun tak mau memakannya karena sangat kecil dan sangat murahnya –tetapi ketika kamu akan membuangnya, semua orang akan mengambilnya sambil berkata, “Kami ingin melihat roti yang telah kamu sembunyikan kemudian kamu buang itu.” Apalagi jika roti itu kamu telah simpan sekian tahun dengan ketidakkeinginan untuk memperlihatkannya maupun memberikannya kepada orang lain, keingintahuan mereka terhadap roti itu akan semakin besar karena, “Setiap orang akan sangat penasaran terhadap apa yang disembunyikan terhadap mereka.”
Semakin banyak kalian katakan kepada istri-istri kalian, “jagalah hijabmu,” semakin menggoda rasa keingintahuannya untuk bermain-main dan mempertunjukkan dirinya. Dan meskipun mereka tetap menjaga hijabnya, justru akan semakin banyak laki-laki yang penasaran untuk melihatnya. Oleh karena itu, kalian sebenarnya sedang berdiri di tengah-tengah mereka menganggap diri seorang pembaharu! Mengapa, karena itulah hal yang paling inti dari sebuah perubahan. Jika mereka mempunyai potensi alamiah untuk tidak melakukan keburukan, apakah kalian mencegahnya atau tidak, mereka akan tetap berperilaku dengan baik sesuai dengan tabiat alamiahnya itu. Karenanya beristrirahatlah dengan tenang, dan janganlah mengkhawatirkan mereka. Tetapi jika mereka justru sebaliknya, mereka akan tetap melakukan jalan yang mereka pilih sendiri; jika kalian mencoba melarangnya, justru pelarangan itu akan membuatnya semakin menjadi-jadi.
Seseorang berkata: “Kami mendengar banyak orang yang mengatakan, ‘Kami melihat Syams-i-Tabriz, kami sungguh-sungguh melihatnya.’”
Rumi menjawab: Itu tidak benar, dimana mereka melihatnya? Akankah kalian akan mendengarkan seseorang yang tidak bisa melihat seekor onta bahkan di atas atap rumahnya sendiri, apakah kalian akan mempercayainya jika mereka datang dan berkata, “saya menemukan sebuah jarum di jalan kemudian memasanginya dengan benang.” Itu cerita yang lucu, seperti halnya cerita seseorang yang mengatakan, “ada dua hal yang membuat saya tertawa – pertama orang yang berkulit hitam kemudian mengecat kukunya dengan warna hitam pula, dan kedua adalah orang buta yang menjulurkan kepalanya ke luar jendela.” Mereka persis seperti itu. Batin mereka buta, lalu mereka menjulurkan kepalanya ke luar jendela jasad pisiknya. Apa yang dapat mereka lihat? Apakah manfaat persetujuan maupun penolakan mereka?
Pertama-tama, yang paling penting kita miliki adalah penglihatan batin. Dengan itu seseorang akan dapat melihat dengan baik. Tetapi meskipun dengan penglihatan itu, bagaimana mungkin seseorang dapat melihat sesuatu yang tersembunyi? Di dunia ini banyak orang-orang suci yang telah mencapai penyatuan bahkan ada yang lebih dari itu, merekalah yang disebut Orang-orang Yang Dihijabi oleh Tuhan. Golongan yang pertama inilah yang meminta kepada Allah, “Ya Tuhan, tampakkanlah kepada kami Orang-orang Yang Engkau Hijabi itu.” Sekarang, bagi pembual kedai minuman yang ramai dikunjungi, mereka tidak mungkin dapat menemukan atau melihat apa-apa yang tersembunyi dalam bualan mulut besar mereka. Bagaimana mungkin seseorang dapat melihat Orang-orang Yang Dihijabi oleh Allah, bagaimana mungkin mereka mengetahuinya tanpa perkenan orang-orang suci itu?
Masalah ini bukanlah sesuatu yang mudah. Bahkan para malaikat, yang ruhnya tidak pernah tergoda oleh kekayaan dan kedudukan, yang diantara mereka disingkapkan hijab satu sama lain, yang makanannya adalah Cahaya Suci dan KemahaIndahan wajah Tuhan, yang mempunyai pandangan –tajam dan tembus jauh – hanya melihat Cinta yang Sejati, malaikat-malaikat spiritual itu terombang-ambing di antara kebaikan dan keburukan manusia di bumi ini. Oleh karena itu, di dalam kegundahan, kita mungkin resah dan bertanya-tanya, “Apa yang telah terjadi dengan diri saya ini? Apa yang saya ketahui?” Dan jika berkas cahaya itu telah dipancarkan kepada kita dan karnanya kita merasakan kenikmatan yang berlipat ganda, semestinya kita harus menunjukkan kesyukuran kepada Allah dengan sebuah pujian, “betapa dimuliakannya saya dengan karunia ini?”
Bawalah diri kalian ke jalan ini, dengan itu kalian akan merasakan kenikmatan meskipun hanya dari sepatah kata atau sekilas tatapan dari Syams. Tujuan kita adalah bagaimana mengarahkan kapal eksistensi kita yang sedang berlayar ke pusat tujuan itu. Jika kita siap dengan bentangan layar, anginpun akan mengantarkan kita ke tempat yang agung. Namun jika layar tidak kita siapkan, maka seluruh ucapan dan kata-kata yang kita dengar tak lebih dari angin yang bertiup dan berlalu begitu saja.
Hubungan antara sang pencinta dan sang kekasih adalah kebahagiaan hakiki; apapun di antara mereka hanyalah ketidakformalan semata. Semua keformalan itu adalah untuk orang lain, bukan untuk mereka berdua. Saya sebenarnya ingin memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang kata-kata ini, namun waktu rasanya tidak cukup, sementara setiap orang harus menghabiskan waktunya untuk bekerja keras keluar dari sungai untuk mencapai telaga hati. Dalam hal ini, bukti-bukti tidak bisa memberikan penjelasan apa-apa. Di sini, setiap orang harus menjadi seorang pencari Cinta, bukan hanya seorang yang memperhatikan Cinta itu dari jarak yang jauh.
Mungkin saya kelihatan terlalu membesar-besarkan hubungan antara pencinta dan kekasih ini, tapi itu tidak benar. Kenyataannya, saya melihat banyak murid yang harus mengorbankan seluruh keinginannya demi kebaikan guru mereka.

Wahai Engkau yang mempunyai bentuk,
Yang jauh lebih indah dari seribu tujuan.

Setiap murid semestinya meninggalkan keinginannya sendiri ketika mereka menemui seorang guru. Mereka harus melarutkan keinginan itu di dalam kepentingan gurunya.
Baha al-Din bertanya: “Apakah memang mereka semestinya meninggalkan tujuannya demi kebaikan gurunya dan bukan demi tujuan gurunya?”
Rumi menjawab: Itu tidak mungkin. Jika memang demikian halnya, maka keduanya adalah guru. Sekarang kamu harus berjuang untuk menemukan cahaya batin agar dapat keluar dan merasa aman dari kobaran api kebingungan. Jika suatu saat kamu telah menemukan cahaya batin itu, maka seluruh keinginan-keinginan duniawi seperti kedudukan, martabat, dan gelar kehormatan, akan melintas dalam hatimu seperti kibasan halilintar. Karena ambisi-ambisi duniawi, ganjaran yang turun dari dunia yang tak terlihat seperti kehadiran Tuhan dan kerinduan kepada dunia orang-orang suci hanya akan melintas ke dalam hati mereka sekejap saja, seperti laiknya kibasan cahaya kilat yang menyambar dilangit. Oleh karena itu, mereka sebenarnya hanya mencari kedudukan, martabat dan gelar kehormatan saja. Namun, hamba-hamba sejati Tuhan akan benar-benar menyatu denganNya, menjadi milikNya, wajah-wajah mereka dihadapkan hanya kepada Tuhan. Mereka berasyik masyuk bersama Tuhan, larut dalam kebersamaan denganNya. Keinginan duniawi tak lebih dari hasrat seorang laki-laki yang lemah syahwat, dia merasakan hasrat itu hanya sesaat namun secepat itupun hasratnya akan menghilang.

















Ceramah 19

Rumi mengatakan: Seseorang berkata kepada Taj al-Din Quba’I, “Banyak pakar ilmu kalam hidup di tengah-tengah kita dan mereka mengeluarkan banyak orang dari keyakinan dan agamanya.” Taj al-Din Quba’I menjawab, “Mereka tidak hidup di tengah-tengah kita dan mereka tidak mengeluarkan kita dari keyakinan yang kita anut. Allah melindungi kita dari mereka. Jika kamu memberikan ban leher yang terbuat dari emas pada seekor anjing, apakah anjing itu kamu sebut anjing pemburu hanya karena emas itu? Kualitas seekor anjing sehingga bisa disebut anjing pemburu adalah kualitas khusus pada binatang itu, bukan ditentukan dari apakah emas atau wool yang dikenakan di lehernya.”
Tidak ada seorangpun yang menjadi pintar karena jubah atau surban yang dikenakannya. Kecerdasan adalah suatu kualitas esensial. Meskipun kecerdasan itu diselimuti dengan jubah maupun mantel biasa, ia adalah tetap sebuah kualitas yang tidak terpengaruh oleh sifat apapun yang menyelimutinya.
Oleh karena itu, pada zaman Rasulullah saww, orang-orang munafik sering menggunakan pakaian yang dipakai saat sholat, agar mereka dapat menarik kamu muslimin keluar dari agamanya. Bagaimana mungkin mereka dapat menyesatkan kaum muslimin jika mereka tidak menggunakan pakaian yang sama yang dikenakan oleh kaum muslimin? Jika hanya kaum Yahudi dan Nasrani yang mengkritik Islam, siapa yang ingin mendengarkan mereka?

“Terkutuklah orang-orang yang melaksanakan shalat,
Tetapi mereka lalai dari shalatnya.
Atau mereka yang mempunyai reski,
Tetapi mereka tidak memperdulikan fakir miskin.”

Tetapi ini hanyalah kata-kata belaka. Kalian telah menyaksikan Sang Cahaya namun masih belum menemukan hakikat kemanusiaan. Carilah nilai esensi kemanusiaan itu: itulah tujuanmu yang sebenarnya. Sisanya hanyalah sesak nafas yang panjang. Jika kata-kata telah dibumbui dengan sempurna, tujuannya pun akan dilupakan.
Seorang penjual kacang jatuh cinta kepada seorang perempuan, iapun lalu mengirim pesannya melalui pembantu perempuan itu.
“Pada dirinya saya sangat menyenangi ini, di wajahnya saya sangat menyukai itu. Saya benar-benar jatuh cinta, dada saya terbakar oleh kecantikannya. Karenanya saya tidak bisa menemukan ketenangan, saya sungguh gila karena pesonanya. Saya selalu merasakan siksaan ini, juga kemarin. Tadi malam, banyak hal yang terjadi saya.” Dia mengulang kata-kata ini berkali-kali, panjang sekali.
Lalu pembantu itu menemui majikannya, dia menyampaikan pesan penjual kacang itu, “Penjual kacang mengirimi anda ucapan salam, dia juga mengatakan kepada anda, ‘Datanglah, dengan itu saya dapat melakukan ini dan itu bersamamu.’”
“Dia hanya mengatakan kalimat yang singkat dan lugu itu?” perempuan itu bertanya. “Dia sebenarnya menyampaikan pesan yang sangat panjang,” jawab pembantunya, “Tetapi maksudnya seperti yang saya katakan tadi.”
Tujuan adalah akar segala sesuatu, sisanya tak lebih dari sakit kepala saja.

Posting Komentar

free counters