Bagi kita, lebih baik tidak mempertanyakan apa yang telah disampaikan oleh para sufi, apalagi jika pertanyaan itu mengharuskan mereka melakukan kebohongan (hanya untuk meyakinkan kita dengan bahasa kita sendiri meskipun penjelasan itu bukanlah hakikat jawaban yang semestinya). Tapi jika seorang yang berfaham kebendaan bertanya kepada seorang sufi, maka sufi tersebut harus memberikan jawaban. Tetapi bagaimana mungkin para sufi itu akan dipercaya oleh orang-orang yang tidak memiliki pengertian?. Mulut dan bibir orang-orang yang berfaham kebendaan itu tidak akan mampu menerima kepingan pengetahuan (dari para sufi) yang sangat dalam itu. Oleh karena itu, para sufi harus memberikan jawaban yang sesuai dengan kapasitas dan pengalaman sang penanya, bahkan meskipun misalnya dengan jawaban yang menyuruh sang penanya tersebut harus pergi.
Meskipun apa yang disampaikan oleh para sufi itu adalah kebenaran dan tidak mengandung kebohongan, namun yang paling penting adalah bahwa apa dikatakan oleh seorang sufi mempunyai cakupan makna yang lebih luas. Jika hal ini diragukan, apakah jawaban yang lebih mendekati kebenaran itu (pasti) lebih baik? Kadang, kebohongan para sufi adalah kebaikan bagi orang-orang yang menganut faham kebendaan, bahkan lebih dari kebenaran itu sendiri.
Seorang darwish mempunyai seorang murid yang selalu melayaninya. Suatu hari, mereka mendapatkan reski yang lain dari biasanya dimana murid tersebut membawakan beberapa jenis makanan kepada guru mereka. Darwish kemudian menikmati makanan itu. Dan pada malam harinya, darwish tersebut mengalami mimpi basah.
“Dari mana kamu mendapatkan makanan itu” beliau bertanya kepada muridnya.
“Saya diberi oleh seorang gadis yang sangat cantik” jawab sang murid.
“Masya Allah,” kata darwish itu, “sudah dua puluh tahun saya tidak pernah mengalami mimpi basah seperti tadi malam. Mimpi itu terjadi pasti karena pengaruh makanan pemberian gadis itu.”
Cerita ini menunjukkan bahwa para darwish sangat berhati-hati, mereka tidak boleh memakan setiap pemberian orang lain. Mereka sangat peka. Segala sesuatu pasti mempengaruhi mereka (secara langsung) dan hal-hal yang ghaib akan langsung nampak bagi mereka. Penampakan ini seumpama sebuah noda hitam yang kecil pada selembar kain putih. Akan tetapi, kain yang hitam karena noda yang telah melekat sekian tahun, tetap akan sama hitamnya meskipun masih ditumpahi bermacam-macam jenis noda yang lain.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar